Haru biru aku terkesima
Lalu diriku menjadi hampa
Hampa tanpa mengira
Waktu atau siapa
Di hujung takdir aku menderita
Tapi aku mengerti kenapa
Lantaran aku hanya insan biasa
Insan yang tak punya apa
Menagih simpati dari yang Esa
Kerna aku hanya punya Dia
Tempat memohon segala
Pencipta dunia
juga pemilik kehidupan selamanya
Memberi kurnia ilham qaseh cinta
Tanpa mengira luaran manusia
Atau pangkat dan darjat semata
Hanya adil dari Sang Pencipta
Buat hamba yang masih setia
Dan tidak melupa
Jalan benar suruhan-Nya.
-Pie UMS-
9.15 PM
21/01/2009
Aku tidak menujukan puisi ini kepada diriku. Tapi bila kuselongkar koleksi puisiku, puisi ini tepat mengenai diri sendiri.
No comments:
Post a Comment